lifetime respect...

Sang pencari

http://sveikatosmenas.lt

Menurut saya misteri terbesar alam semesta adalah Kasih atau juga disebut Cinta, semua ilmu selain cinta dapat dipelajari ilmu apapun itu. Coba anda tanyakan ke sekumpulan Profesor tentang Ilmu pasti, terutama dengan disiplin ilmu yang para Profesor tersebut dalami. Apa saja pasti dapat terjawab dengan logika keilmuannya masing-masing.


Saya pernah ke seorang Psikiater yang lumayan terkenal sewaktu muda dulu. Banyak hal yang saya tanyakan terutama sharing masalah pribadi tentunya. Kebetulan saja Psikiaternya adalah seorang dokter wanita,... muda lagi. Jadi sharingnya nyambung. Kebetulan waktu itu sharing masalah-masalah keluarga sampai dengan perempuan, cinta serta keyakinan.

Berikut ringkasan ceritanya;

Psi : Kalau masalah perempuan seharusnya kamu melihat dan bisa merasakan apakah wanita pilihan kamu tersebut cocok atau tidak kan?

Saya :Lah dokter ini gimana sih? Saya kan dari tadi sudah bilang bahwa saya ini sudah nikah dan setelah 10 tahun perkawinan memutuskan akan mengakhiri hubungan ini (dengan nada ketus)

Psi   : ... (setelah memberikan saran secara logis sesuai dengan disiplin ilmunya sebagai Psikiater

Saya :...(manggut-manggut seperti orang sedang teler/mabuk dinasihati. Terselip bantahan-bantahan serta pembelaan diri bahwa semua saran dari dokter sudah dilakukan dan diterapkan )

Psi    : Jalan terakhir tentang masalah perkawinan kamu hanyalah sejauh doa kepada apa yang kamu yakini, itu nasehat saya yang terakhir.

Saya : (sambil manggut-manggut bloon) masukan dokter tadi secara logis saya terima tetapi karena apa yang dokter sarankan tadi sudah saya terapkan dalam perkawinan saya walaupun ada masukan lain yang kesimpulannya sama, maka dengan ini masukan dari dokter saya simpan saja didompet ya?

Psi  : Maksud kamu?

Saya : ya itu tadi, nasehat saya terima, namun mengenai doa ke Tuhan saya justru ingin bertanya balik nih; waktu nikah dulu digereja saya dan mantan istri didoakan didalam nama Tuhan saya. berarti Tuhan sudah mengizinkan kami menikah. Kalau menurut dokter berdoa minta petunjuk dan isi doa saya berisi; Tuhan pisahkan kami karena kami sudah tidak cocok.

Psi : Wah, itu terserah kamu, mana yang baik itu yang kamu minta dan terapkan.  

Saya : Wah, kalau begitu Tuhan itu sama dengan catatan sipil dong ya? Karena bisa menyatukan dan menceraikan... (dengan nada guyon)

Psi : (sudah mulai gusar dan jengkel) preeett...,terserah kamu deh. Eh, ini ada jalan paling akhir untuk mengatasi masalah kamu.

Saya : Wah-wah juga, dari tadi kek ngomongnya. Apaan tuh dok?

Psi  : saya suntik ya? sebentar sehabis suntik saya berikan resep buat diminum dirumah.

Saya : waduh dok, saya alergi jarum suntik. Kalau dokter mau, saya yang nyuntik dokter tapi tidak pakai alat suntik kedokteran, alat suntik buatan Tuhan  saja, he he he (dengan nada canda)

Psi : Ha ha ha (suasana menjadi renyah) bisa aja kamu. Ya sudah, saya buatkan resepnya saja kalau begitu.

Saya : Dok, saya ini orang pas-pasan, jadi minta tolong resepnya yang murah meriah saja ya?! kalau bisa, obatnya jangan yang sekelas Hexymer atau Haldol ya?! sebangsa  ZPM, somadril dan Karnoven saja. karena apotik-apotik pinggir jalan banyak yang jual eceran.

Psi : Lah, kok kamu tahu sih?

Saya : Maaf dok, saya dulunya pernah jadi asisten apoteker dan penjual obat dipasar.

Psi : wah-wah-wah kamu ini nggak perlu obat tetapi mungkin darah putih kamu sudah naik ke otak.

saya : Lah, kok dokter tahu?

Psi  : ya taulah... sayakan Psikiater jadi tahu gerak-gerik kamu.

Saya : Ohh gitu toh dok, jadi ongkosnya berapa?

Psi : Nggak usah bayar, anggap saja kita rekan sejawat dan saling tolong menolong, nih no HP saya kalau kamu ada masalah lagi 081... ... ... kalau nelfon sebaiknya diatas jam 10 malam sehabis saya Praktek.

Saya : waduh, makasih banyak nih dok. Jadi konsultasinya lewat telpon saja, gratis lagi.

Psi : ya sudah kamu bisa pulang dan jangan berfikiran macam-macam lagi ya?!

Saya : terima kasih dok.

Psi : sama-sama, eh nomor hp kamu misscall ke saya sekarang takutnya kamu lupa deh.

Saya : Oh iya, ntar dok..... tut tut tut, (bunyi tombol hp ditekan)  sudah dok, nomor saya disimpan ya?!

Psi  : tut tut tut tat tet......Iya sudah saya simpan. Nanti lain waktu saya akan nelfon kamu.

Saya : oh ya?

Psi : Seperti yang saya bilang tadi, bahwa kita rekan sejawat harus saling tolong-menolong.

Saya : iya sih dok, saya siap kok kalau dokter nelfon saya...

Psi : saya juga manusia biasa, jadi siapin aja alat suntik kamu yang kamu bilang tadi,.... (dengan muka kemerahan)

Saya : Ha?!!! sipppppp dokter, i'm eveready.. he he he



.......................................................... 




Sekian (just for laugh)



No comments for " Anekdot Dokter Psikologi "!

Leave a Reply